Pernah saya berpikir mengenai sebuah patung yang terkenal di Indonesia, yaitu Patung Pancoran orang menyebutnya. Dalam hati saya berkata, apa sih menariknya patung ini? apa sih maksud patung ini? dari segi bentuk saja sudah tidak menarik dan bisa saya katakan bentuknya seram.
Akhirnya munculah rasa penasaran saya terhadap Patung Pancoran. Setelah menemukan sebuah artikal yang membahas mengenai Patung Pancoran, hilang sudah semua pikiran negatif saya mengenai patung ini, cerita pun dimulai.
Sunarso, ya dia adalah pembuat Patung Pancoran. Patung yang menjadi mimpi dari presiden pertama Indonesia yaitu Soekarno. Patung yang dibuat sebagai fundamen awal terbentuknya ‘Angkatan Udara‘ terkuat di Asia. Kepada Omar Dhani, Bung Karno memesankan agar Angkatan Udara Republik Indonesia dibangun dengan kekuatan raksasa, ia juga menandai di tahun 1970-an nanti adalah abad dirgantara bagi Indonesia untuk melanjutkan peran manusia Indonesia ke depan. Soekarno juga berkata “Jikalau memang Indonesia bisa punya bom atom, ia juga harus bisa mengirimkan astronot-astronotnya ke luar angkasa“. Lalu Bung Karno membangun Patung Dirgantara, yang banyak orang mengenalnya Patung Pancoran.
Bung Karno pernah menulis buku “Dibawah Bendera Revolusi” yang pernah tercatat sebagai satu-satunya buku politik terlaris pada jamannya. Di tahun 1990-an, konon kabarnya Buku Di Bawah Bendera Revolusi cetakan pertama apalagi yang ada tanda tangan Sukarno, bisa dihargai diatas 10 juta. Iklan-iklan baris di tahun 90-an banyak memuat penjualan buku Di Bawah Bendera Revolusi. Bung Karno mendapat banyak royalti fee dari buku ini dan salah satunya bisa buat beli mobil Impala sama mobil Mercedes. Akhirnya mobil itu dilego oleh Bung Karno untuk bangun Patung Pancoran. Saat pembangunan Patung Pancoran berjalan terjadilah peristiwa Gestapu 65, ekonomi morat-marit. Bung Karno tak ingin pembuatan patung ini terbengkalai, ia juga tidak mau pakai uang negara. Lalu ia memanggil pematungnya Sunarso dan mengatakan “Juallah mobilku, selesaikan monumen itu“. Tetapi sejarah berkata lain peristiwa Gestapu mengakibatkan turunnya Soekarno. Soekarno harus mundur, berikut cita-citanya.
Di masa itu ada yang lain dalam diri Bung Karno, pasca Gestapu 65. Ia banyak merenung sedih. Di lain pihak kelompok pro Suharto menggerogoti kekuasaan pelan-pelan. Soekarno tampak amat pasif, pidato-pidatonya lama kelamaan makin melemah. Ia pun sering duduk di bundaran Pancoran mengawasi pembuatan patung dari pagi sampai sore. Kadang-kadang ditemani ajudannya dengan menggunakan VW kodok, ia berputar-putar Jakarta sebelum akhirnya duduk di proyek Patung Pancoran. Tak lama Soekarno diinternir tentara, dia sakit dan meninggal di tahanan Wisma Yaso.
Saat membawa jenasah Bung Karno ke Halim Perdanakusumah untuk diberangkatkan ke Blitar, di tengah jutaan rakyat menangis di pinggir jalan Gatot Subroto. Mobil ambulance pembawa jenasah seakan berhenti sebentar di depan proyek Patung Pancoran. Sunarso yang sedang menyelesaikan bagian atas patung diam selama 10 menit untuk menghormati orang yang memerintahkan membuat patung. Ia menangis.Soekarno, memberikan semua yang ia miliki pada negara, termasuk hasil keringatnya sendiri. Lukisan-lukisan yang dihadiahkan kepada dirinya diberikan kepada negara sebagai inventaris negara. Dan bagaimana dengan Angkatan Udara kita saat ini? Realitasnya dengan kekuatan Angkatan Udara Singapura aja kita kalah kuat.
Mimpi Sukarno terlalu sering dihancurkan. Itulah cerita di balik Patung Pancoran tersimpan cita-cita Indonesia yang belum terwujud hingga sekarang. Kalau saja negara kita tidak dipimpin oleh orang yang korup dan egois, mungkin cita-cita Bung Karno dan cita-cita Indonesia saat ini sudah terwujud yaitu Patung Pancoran menjadi patung kebanggaan Indonesia dan dikenal di dunia karena patung inilah gerbang pintu masuk Indonesia menjadi negara maju dan kuat. Tapi sekarang ini hanyalah sebuah mimpi yang masih dalam proses perwujudannya, entah sampai kapan bangsa ini mewujudkannya.